Suatu
siang,setelah pulang kerja aku ngerasa badan pegel dan capek. Pengen rasanya
pijit untutk membuat rileks badan ini. Akupun mulai memanggil tukang pijat yang
biasa dipanggil. Biasa,di kampung ada tukang pijit panggilan. Aku memanggil tukang
pijit yang memang pintar mijit dan masih muda. Aku pergi kerumah si pemijat
yang bernama Mbak Lina. Setelah bertemu Mbak Lina aku minta untuk memijat dirumah.
Yang menarik perhatianku Mbak Lina ini masih muda dan cantik, janda muda tanpa anak. Mbak Lina tidak
terlalu menonjolkan bentuk tubuhnya… rambut sebahu, wajah cantik. Waktu datang
kerumah Mbak Lina datang kerumah yang kebetulan hari itu sedang kosong. Aku
mempersilahkan masuk,dan kami pun berbincang sebentar. Mbak Lina kulihat hari
itu hanya mengenakan pakaian yg lebih mirip daster. Karena memang rumahnya tak
seberapa jauh dari rumahku. Setelah ngobrol sebentar, ahirnya masuk ke kamar untuk
mulai pijat. Aku langsung berbaring tengkurap. Mbak Lina mulai memijat bagian
kakiku hingga ke paha sampai selangkangan. Terus terang ini membuatku sedikit
horny
“Mbak
udah lama ya terjun di dunia pijat memijat ?” tanyaku sambil bercanda. “Ya, lumayan,mas..
sejak cerai sama suami,saya harus mencukupi kebutuhan hidup. Salah satunya ya
jadi tukang pijat,mas. Karena pendidikan saya kurang,dan keterampilan saya cuma
mijat aja, mas.”, jelas Mbak Lina. “Ohh…Mbak udh cerai ya… Maaf lho saya ga
tau,Mbak…”,sahutku. “Gak apa2,mas…”katanya. Kurasakan jari Mbak Lina yang
memijat bagian selangkangan terkadang menyentuh “bola kesayangan”. Si “dedek”
mulai menggeliat, aku mencoba menahan. Mbak Lina mulai memijit daerah
punggung,dia tampak sedikit kesusahan, karena posisi tubuhnya disebelah
tubuhku. Akhirnya kutawarkan sesuatu. “Mbak klo kesusahan mijit punggung,Mbak
dudu aja di kaki saya… Biar gampang mijitnya.”,tawarku. “Ohh…nggak apa2
ya,mas…? Maaf ya sebelumnya….”jawabnya. “Santai aja, Mbak.”jawabku.
Mbak
Lina mulai menduduki pantatku dan mulai memijat. Aku semakin bertambah horny, karena
tindihan tubuh Mbak Lina diatas pantatku yg bergerak2 saat memijat. Ini membuat
si “dedek” jadi bergerak2 pula. Bbrp lama kemudian, aku disuruhnya membalikkan
badan. DASSHH… Ini dia. Mana si “dedek” lagi bangun, ga pake CD pula.
Sial…pikirku. “Mas…sekarang mas terlentang, bagian belakang udah, tinggal yg
depan.”,katanya. “Ehh….iya…”,jawabku. Akupun membalikkan badan. Saat aku
terlentang,Mbak Lina tampak terbelalak melihat boxerku seakan menonjol keatas.
Aku bingung bukan main. Malu pula. Tapi ternyata…Mbak Lina merespon biasa alias
positif akan pemandangan itu. Dan malah menggoda. “Wahh….kenapa itu, mas
burungnya…?”godanya. Aku yang sedikit malu, malah nekat menjawab seadanya.
“Lagi berdiri Mbak.. Ga tau knp… Minta dipijit jg kyknya…”, balasku sambil
tersenyum. Mbak Lina hanya tersenyum. Mbak Lina mulai memijat bagian kaki
depanku. Sambil tidur terlentang, sempat kuintip dibalik dasternya saat dia
membungkuk utk memijat kakiku. BUSEETT….Ternyata Mbak Lina ga pake BH…!!!
Kunikmati pemandangan itu sepuasnya, saat Mbak Lina tak sadar. Payudaranya
menggantung dengan indah. Ini semakin memperkeras berdirinya si “dedek”… Ahh……!!!.
Mbak Lina mulai memijit bagian paha atas hingga selangkangan dalam. Karena aku
memakai boxer pendek saat itu, maka sedikit terbukalah sebuah rongga dimana
tangan Mbak Lina kadang menyentuh “bola”ku… Mbak Lina tampak memijat sambil
sesekali melirik kearah bagian menonjol didepannya itu. Tangan Mbak Lina
semakin sering menyentuh bagian selangkanganku, dan itu semakin membuat aku
horny bukan main. Disaat keheningan sejenak itu,Mbak Lina kemudia nyeletuk.
“Masih berdiri jg ya,mas…”,katanya. “Ga tau,Mbak…Minta dipijit jg
mungkin.”,jawabku menggoda. “Emang masnya mau saya pijitin
burungnya…?”tanyanya. “Ya mau lah,Mbak. Klo bisa malah ga cuma
dipijit.”,sahutku semangat. “Pijit aja dl ya,mas… Soal yang lain…ya….gmn
ya….”,pikirnya. “Soal biaya,nanti saya bayar 2x lipat deh,Mbak. Plus saya kasih
uang Tip.”,jawabku. “Gimana…? Mau kan, Mbak..?”,tanyaku penuh harap. “Boleh
deh,mas… Asal bayar 2 kali lipat ya…sama uang tip tadi..”,katanya. “Iya…janji
deh…”,kataku. Mbak Lina pun kembali memijit bagian selangkangan, dan tiba2
dipelorotkannya boxerku itu. Maka,pastilah tampak penisku yang sudah tegang
drtd langsung mencuat. Akupun dalam keadaan telanjang bulat. Mbak Lina mulai
memijit batang penisku. “Wahh…besar ya burungnya,mas.”,katanya. Aku hanya
mengangguk menahan nikmat dan konak. “Mbak,dibuka jg donk bajunya. Biar sama2
telanjang.”,pintaku. “Nanti ada org gmn,mas.”sahutnya. “Ga ada koq. Rumah lagi
sepi. Tenang aja,Mbak.”, jawabku.
Mbak
Lina pun mulai melucuti dasternya,hingga CD yang dia pakai. Kulihat kali ini,kemolekan
tubuh Mbak Lina yg drtd membuatku penasaran. Payudaranya kulihat cukup
besar,sekitar 34. Puting berwarna coklat,dan bagian bawahnya,ada sedikit bulu
jembi yang menghiasi. Lalu,Mbak Lina kembali duduk disamping tubuhku sambil
kembali memijit2 batang penisku. Akupun mulai menjamah payudaranya yg masih
kenyal itu, dan meremasnya. Aku benar2 horny saat itu….. Saat memijit penisku, kuminta
Mbak Lina sedikit membungkuk untuk dapat kulihat vaginanya. Sekalian agar dia
bs mengulum penisku. Langsung saja,dia lumuri kepala penisku dengan ludahnya
dari kepala hingga batangnya menggunakan lidahnya. Dijilatinya kepala penisku.
Geli dan nikmat…. Lalu,dikulumnya penisku dari kepala hingga batangnya. Enak
sekali sepongan Mbak Lina ini,pikirku… Saat dia membungkuk menikmati batang
penisku,kumainkan bibir vaginanya,dan perlahan2 kumasukkan jariku kedalamnya.
Vagina Mbak Lina sudah basah,pikirku…. ( Maklum,janda muda…pastinya haus akan
kepuasan…pikirku…) Mbak Lina semakin binal mengulum penisku. Dan aku pun
semakin bernafsu untuk menjilati vagina Mbak Lina. Bbrp menit kemudian, kuminta
Mbak Lina yang terlentang. Diapun menurut. Dia membuka pahanya,dan langsung
kusosor vaginanya yg sudah basah itu. Kumainkan dengan lidah klitorisnya,Mbak
Lina pun menggelinjang sambil merintih. Akupun semakn bernafsu menikmati
gurihnya vagina Mbak Lina. Mbak pun tampak sangat menikmati. Selang beberapa
menit,kusudahi adegan jilmek itu,dan kuminta Mbak Lina untuk menungging. Tanpa
basa-basi,Mbak Lina yang jg sudah dibutakan nafsu hanya menurut saja. Setelah
dalam posisi nungging spt itu,langsung kutusukkan penisku. Kutembus bibir
vaginanya yg sudah dilumuri cairan dari dalam lubangnya. Blless…. Terbenamlah
kepala penisku,dan kudorong hingga seluruh batang penisku tertanam semuanya.
Mbak Lina langsung mendesah. “Aaagghhh….”desahnya. Akupun bergerak perlahan.
Vagina Mbak Lina terasa hangat sekali,dan masih terasa sempit.
“Aaghhh….Agghh…..Agghh…….ohh……”,de sah nakal Mbak Lina. bbrp menit
kemudian,Mbak Lina berkata sambil terbata2 manahan nikmat. “Aghh…terusin…mas….lebih..ce..pat…”,rinthn
ya. Akupun menggoyangkan pinggulku semakin cepat.
Saya…ahhh…..mau….keliar…mas….agghh….a
aggh…..”,katanya lagi. Dan benar saja,bbrp detik kemudia Mbak Lina mengerang
penuh nikmat. “Maass….saya…aghhh….keluar….aggghhh……. Aggghh…….”,erangnya.
Kurasakan ada cairan hangat yang melumuri penisku didalam vaginanya. Setelah
itu,akupun meminta Mbak Lina yang berada diatas. Aku segera terlentang,dan Mbak
Lina pun segera mengangkangi penisku. Diarahkannya penisku menuju lubangnya,dan
setelah pas ditekannya tubuh Mbak Lina turun hingga penisku terbenam seluruhnya
didalam lubang kenikmatan Mbak Lina.
Mbak
Lina tampak memejamkan mata sambil bergoyang naik-turun. Sesekali dia bergerak
memutarkan pinggulnya. Dia bergoyang sambil tak henti2 nya mendesah.
Kulihat,dia sambil sesekali meremas sendiri payudaranya. Binal sekali janda
ini…..pikirku……! bbrp menit Mbak Lina bergoyang diatas tubuhku,dia pun mencabut
penisku. Akupun memintanya terlentang,agar aku bs menggoyang tubuh sintalnya itu
dr atas. Mbak Lina pun terlentang sambil membuka selangkangannya,seakan
mempersilahkan penisku untuk memasuki “pintu rumah”nya…. Tak menuggu waktu,aku
segera membenamkan penisku dan bergerak pelan. Sambil sesekali kuciumi payudara
Mbak Lina,dan kuhisap putingnya yang menegang karena terangsang. Lalu,kutaruh
kedua kakinya diatas pundakku,dan kugoyang.
“Agghh……mass…….ahhhh…….mmppphhh…..”,
desahnya. Kuturunkan kakinya,dan kembali kuhisap putingnya yang sangat menggoda
itu. Kaki Mbak Lina tampak merangkul pinggulku dan membantu doronganku. Tak
berapa lama, kembali Mbak Lina mengerang. “Aggh….Maass……Ouugghh……..”erangnya.
Akupun
paham,bahwa dia akan mendapat orgasme yang kedua. Benar saja… Langsung saja
tubuhnya menggeliat dan tak mulutnya mengeluarkan desahan panjang. Matanya
terpejam. Sedangkan aku,masih menggoyang perlahan,sambil menjilati putingnya.
Bbrp menit kemudian,giliranku yang akan mencapai “ledakan”. Aku bergerak
berirama. Dan kucabut penisku,lalu aku terlentang,dan kuminta Mbak Lina utk
mengoralnya. ( Kan ga lucu klo keluar didalem. Secara Mbak Lina kan janda. Bisa
habis aku). Mbak Lina langsung tanggap,dia langsung mengocok penisku dengan
cepat. sesekali dihisapnya dan dijilati kepala penisku. Cairan kental itu sudah
hampir mencapai ujung. “Mbak…..mau..keluar….isep…mbak….agghh….. ..”,desahku.
Mbak Lina langsung menghisap kepala penisku,dan tangannya mengocok batang
penisku. CROOTT…CROOOTTT…CRROOT…CROOTTT…!!! Muncratlah cairan kental itu
memenuhi rongga mulut Mbak Lina. Kulihat dia masih menghisap penisku.
Ahhh……gila……Enak sekali sepongan Mbak Lina ini…..!!! Mbak Lina masih terus
mengulum penisku,hingga tak ada sperma yang meleleh atau tersisa. Ditelannya
spermaku itu.
Setelah
prosesi “pelemasan otot” itu kelar,Mbak Lina berpakaian,dan beristirahat
sejenak. Bbrp menit kemudian,dia melanjutkan kembali memijat bagian tanganku.
Setelah selesai memijat,aku memberinya uang. Tak perlu disebut nominalnya ya….
Setelah itu kami berbincang sejenak. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 11
siang. “Mbak…enak sekali tadi…kapan2 boleh kan saya panggil lagi.”,tanyaku.
“Boleh koq,mas….Saya jg kebetulan sudah agak lama nggak begituan. Jadi tadi
saya puas sekali,mas…”jawabnya. Tak lama kemudian,Mbak Lina pun pamit
pulang,dan aku beristirahat dengan puas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar